Selasa, 09 Oktober 2012


Si Kecil Yang Malang
            Suatu hari sebelum lebaran aku mudik ke rumah nenek di daerah pedesaan yang sangat jauh dari kota. Kurang lebih 4 sampai 5 jam perjalanan. Setelah sampai dirumah  nenek, kedatanganku dan keluarga disambut dengan senyuman oleh sanak saudara yang ada di desa. Setelah itu kami pun makan malam bersama, lalu kami shalat berjama’ah. Pada malam harinya aku duduk teras depan rumah dan berbincang-bincang dengan ani kakak sepupuku.
“Kak besok messi mau jalan-jalan menyuri desa ini.”
“iya dek, besok kakak antar kamu jalan-jalan, sekarang kamu tidur dulu, pasti kamu capek.” Kata kak ani.
“iya kak messi tidur dulu.” Sambil berjalan ke kamarnya.
                                                            ~          ~          ~
Jam beker pun berbunyi tepat jam 3 *kriing. . kriing . .kriing*. aku bangun dan sahur bersama keluarga. Selesai sahur aku membantu ibu membereskan meja makan. Lalu aku kembali tidur. Pagi hari tiba, aku keluar kamar dan berjalan keluar melihat suasana di desa ini. Tiba-tiba nenek berteriak-teriak memanggilku.
“Mes. . .messi.” sambil berteriak-teriak.
“Dalem nek,” berjalan menghampiri nenek.
“nduk tolong belikan sayuran dipasar sama makanan buat buka puasa”
“iya nek, tunggu sebentar “ mengambil tas yang ada diatas meja
            Ditengah perjalanan ke pasar, messi bertemu dengan anak kecil perempuan yang sedang menjajakan dagangannya. Anak kecil itu menjajakan dagangannya kepada messi.
“Mbak mbak mau beli pisang”
“Berapa dek harganya ?”
“Rp15000”
“Saya beli 2 dek”
“Sebentar ya mbak, saya bungkusin dulu” dengan wajah tersenyum
“Iya dek, adek tau jalan ke pasar ?”
“tau mbak, bareng sama saya saja mbak”
“adeknya mau kepasar ?”
“iya mbak.”
            Aku dan anak kecil itu berbincang-bincang disepanjang jalan. Aku sambil membantu anak itu menjajakan dagangannya. Tiba dipasar aku pun pergi dan meninggalkan anak itu. Aku cepat-cepat membeli sayuran. Setelah membeli sayuran aku pulang ke rumah.
            Setalah 25 menit berjalan dari pasar ke rumah, akhirnya tiba dirumah. Aku berteriak-teriak memanggil nenek.
“Nenek... nenek. !” berlari ke dapur.
“iya nduk, ada apa ?”
“Messi sudah memebeli sayuran, nenek tadi messi bertemu anak kecil perempuan yang berdagang Pisang, nenek tau anak kecil itu ?”
“iya jelas nenek tau nduk, itu kan pedagang pisang langganan nenek “ mengelus kepala messi.
“rumahnya mana nek ? messi mau berbincang-bincang lebih lama dengan anak itu nek.”
“iya besok nenek antar kamu kerumahnya nduk, sekarang kamu bantu nenek masak buat buka puasa nduk ?”
                                                            ~          ~          ~
            Setelah selesai memasak, messi bergegas mandi dan buka puasa. Waktunya buka puasa. Ini terakhir kalinya berbuka puasa, besok pagi lebaran sudah tiba. Setelah berbuka puasa mereka pergi ke masjid. Pulang dari masjid messi bertemu dengan anak yang berjualan pisang, messi menghampiri anak itu dan bertanya
“Dek, dek tunggu.” Berjalan cepat menghampiri anak kecil itu
“iya mbak ada apa ?”
“aku mau berbincang-bincang dengan adek ?”
“oh iya mbak, mari duduk disana.”
“adek ini namanya siapa ?”
“aku dewi mbak, lalu mbak ini namanya siapa ?”
“aku messi dek, kalau boleh tau, Adek ini tinggal sama siapa ?”
“saya tinggal sama nenek mbak, bapak sudah meninggal dan ibu entah kemana, aku sudah 7 tahun tinggal sama nenek, setiap hari membantu nenek berjualan dipasar ataupun dari rumah kerumah.”
“anak seusia adek ini harusnya bermain bersenang-senang dengan teman-temannya.”
“iya mbak, tapi sudah kewajibanku membantu nenek, dari aku kecil sampai sekarang dirawat sama nenek, sekarang aku gantian yang merawat nenek.”
“subhanallah dek, mulia sekali. Jarang sekali anak-anak berusia 8 tahun berbakti kepada neneknya, besok kan lebaran dek, apa adek sudah membeli baju baru ?”
“Bagiku lebaran tidak perlu baju baru mbak ? baju lebaran tahun lalu masih bisa dipakai, aku tidak pernah membeli baju baru, kalau pun bisa pasti nenek meminjam uang kepada tentangga.”  meneteskan air mata
“Mari dek kerumahku, aku punya sebagaian baju yang sudah tidak muat aku pakai, mungkin muat dibadan adek, ?” berjalan kerumah messi.
“makasih mbak (dengan wajah tersenyum)
            Setiba dirumah messi. Messi pun langsung mengeluarkan baju-bajunya yang sudah tidak muat lagi, tapi masih layak dipakai.
“Tunggu sebentar dek, aku ambilkan baju-bajunya ?” berjalan ke kamarnya
“iya mbak ?” sambil senyum-senyum sendiri.
“Ini dek, baju-bajuku yang sudah tidak muat lagi.” Memberikan baju-bajunya kepada dewi.
“iya mbak makasih, aku pulang dulu ya mbak, nanti kalau dicari nenek.” Pulang dengan wajah gembira
“iya dek sama-sama.” Masuk ke rumah
                                                            ~          ~          ~

Suara ayam berkokok. Pagi haripun tiba. Suara takbir berkumandang dengan kerasnya, messi dan keluarganyya pergi ke masjid dan solat idul firti bersama-sama. Setelah shalat selesai, messi  bergegas pulang kerumah dan berma’af-ma’afan dengan keluarga besarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar